Demi di rumah saja, penyanyi Ariel Noah sampai mencukur sendiri rambutnya yang sudah memanjang menggunakan alat pencukur kumis gara-gara tak bisa pergi ke franchise barbershop langganannya. Sebenarnya, bagaimana sih peluang usaha barbershop di tengah pandemi covid-19 (virus corona)?
Awalnya, para pria, baik artis seperti Ariel, maupun siapa saja yang merasa rambutnya sudah panjang atau ingin mengganti gaya rambut, tinggal pergi ke franchise barbershop langganan. Dengan antre tak sampai satu jam, Anda sudah bisa pulang dengan model rambut berbeda sesuai keinginan. Si pengusaha barbershop pun bisa tersenyum puas sambil menghitung keuntungan ketika mendapati banyaknya pria yang bercukur di tempatnya.
Namun, sejak pandemi covid-19 merebak di Indonesia, pemerintah Republik Indonesia mengimbau masyarakat untuk melakukan social dan physical distancing, serta menaati protokoler pencegahan penyebaran virus corona. Efeknya, jalanan menjadi sepi dari aktivitas di luar rumah, karena banyak masyarakat yang di rumah saja. Ada pula imbauan kepada pusat-pusat perbelanjaan, dan sejumlah tempat yang mengundang kerumunan untuk tutup sementara, atau buka dengan catatan menaati protokoler yang ditetapkan.
Kelebihan dan Risiko Usaha Franchise Barbershop
Usaha barbershop ini bisa dibilang punya kelebihan selalu dibutuhkan oleh orang. Sebab, setiap hari ada saja pria yang bercukur rambut, atau sekadar melakukan perawatan rambutnya.
Hal itulah yang membuat barbershop tak pernah sepi setiap harinya. Meski pria yang memotong rambut bisa dipastikan tidak tiap hari membutuhkan jasa si tukang cukur, dia akan kembali suatu saat jika memang sudah berlangganan dan merasa puas dengan kinerjanya.
Alat-alat yang dibutuhkan untuk membuka usaha satu ini juga terbilang cukup sederhana. Bahkan, sejumlah usaha tukang cukur paling sederhana pun tak butuh menyewa tempat, cukup di bawah pohon. Dengan gunting (biasanya ada gunting biasa, gunting seset, dan gunting listrik), cermin yang mampu menampilkan seluruh badan si pelanggan, dan alat-alat tambahan seperti spray, bedak anti gatal, sikat, dan celemek, Anda sudah bisa menjalankan usaha ini.
Risiko usaha barbershop ini adalah bagaimana mengelola pelanggan. Jangan sampai orang yang pernah bercukur di tempat Anda pulang dengan perasaan tidak puas. Rasa tidak puas itu bisa disebabkan oleh kinerja Anda dalam memangkas rambut, fasilitas untuk menunggu saat antre, atau servis-servis lainnya. Jika kesan pertama Anda di mata pelanggan sudah buruk, jangan harap dia akan kembali lagi dan menjadi langganan.
Cara Pengusaha Barbershop di Tengah Pandemi Covid-19
Imbas pandemi covid-19 ini pun dirasakan oleh tempat usaha, tak terkecuali barbershop. Ada yang memilih tetap buka dengan risiko pelanggannya sepi, ada pula yang memilih tutup sementara. Lalu, bagaimana cara pengusaha barbershop untuk selamat di tengah pandemi ini?
Pengusaha barbershop bisa melakukan sejumlah trik sebagai solusi agar dampak covid-19 tak terlalu dirasakan. Jika Anda memilih tetap membuka lapak usaha, maka buatlah sejumlah program untuk menarik pelanggan. Misalnya dengan diskon atau potong gratis satu kali jika datang membawa minimal dua orang teman, dan sebagainya.
Hal lain yang bisa Anda lakukan sebagai pengusaha barbershop adalah dengan menjajakan jasa cukur rambut dari rumah ke rumah. Tak ada salahnya jemput bola, lantaran banyak orang yang memilih di rumah saja saat ini. Bisa juga Anda menerapkan semacam layanan delivery memanfaatkan media sosial. Pelanggan yang ingin memakai jasa cukur Anda cukup menghubungi nomor telepon atau chat, lalu akan didatangi ke rumahnya untuk dicukur. Selamat mencoba!
Waralaba barbershop, franchise barbershop, franchise barbershop murah, franchise cukur rambut, waralaba barbershop murah, franchise barbershop modal kecil, franchise barbershop terkenal, usaha barbershop , franchise pangkas rambut , waralaba cukur rambut