Usaha franchise barbershop di masa pandemi virus korona baru juga ikutan berubah, memanfaatkan teknologi digital untuk menjaring pelanggan. Yang tadinya terbiasa menunggu konsumen datang, kini pebisnis pangkas rambut khusus pria alias barbershop mulai jemput bola lewat aplikasi pemesanan digital.
Misalnya, yang Tang Ting Barberhome lakukan. Awalnya, Tang Ting Barberhome yang berbasis di Surabaya adalah pangkas rambut dengan nama Coolio Barbershop. Akhir 2019, pengelola Coolio Barbershop mencoba menawarkan layanan yang mendatangkan pemangkas rambut ke tempat konsumen seperti rumah.
Di bulan-bulan awal, layanan ini belum mendapat respons yang baik. Namun, begitu pandemi melanda, situasi jadi berbalik, mulai ramai pesanan yang masuk ke Tang Ting Barbershop untuk meminta jasa pangkas rambut. “Dari Maret sampai Lebaran ramai sekali,” kata Belia Eka Wardani, Chief Strategy Officer Tang Ting Barberhome ke Kami.
Di periode tersebut, rata-rata satu tukang cukur alias barberman Tang Ting Barberhome bisa melayani 5-8 orang yang datang ke tempat konsumen. Saat ini, Tang Ting Barberhome punya lima barberman.
Untuk pemesanan, Belia mengatakan, memakai teknologi yang dipakai ojek online, yakni trusted web activity (TWA). Hasilnya, rata-rata Tang Ting Barberhome bisa meraup omzet hingga Rp 60 juta sebulan.
Dengan pencapaian tersebut, Tang Ting Barbershop berencana melakukan ekspansi, memperluas pasar tidak cuma di Surabaya dan Sidoarjo tapi juga Malang. Lantas, berencana untuk membuat kemitraan usaha dengan sistem bagi hasil mulai tahun depan,
Strategi serupa juga Arifin Nur Henditya, pemilik M-Barber asal Yogyakarta, lakoni. Berawal dari gerai pangkas rambut, mulai Juli 2020, dia hanya melayani panggilan ke rumah lewat aplikasi pemesanan.
Langkah ini Arifin lakukan untuk mengakali sepinya bisnis franchise barbershop di masa pandemi. Ia sudah membuka gerai pangkas rambut sejak 2010. “Kami jemput bola supaya pegawai bisa menghidupi keluarga,” ujarnya.
Dengan tarif pangkas rambut mulai Rp 50.000, rata-rata M-Barber bisa mendapatkan order antara 7 dan 10 orang per hari. Memang, belum sebanyak saat masih menjalani bisnis pangkas rambut dengan membuka gerai fisik yang bisa mencapai 30 orang sehari.
Kalau bisnis franchise barbershop ini lancar dan para pegawainya tidak sanggup lagi melayani konsumen, Arifin bakal membuka kemitraan
Stevano Gerald, pemilik Klipin Indonesia, yang baru buka Juni 2020 juga membuka jasa pangkas rambut ke rumah pelanggan, dengan pemesanan via WhatsApp. Hasilnya lumayan. Rata-rata pemangkas rambut yang berjumlah enam orang bisa mencukur rambut lima pelanggan. Setelah Bandung, Stevano akan memperluas layanan di Jawa Barat.
Waralaba barbershop, franchise barbershop, franchise barbershop murah, franchise cukur rambut, waralaba barbershop murah, franchise barbershop modal kecil, franchise barbershop terkenal, usaha barbershop , franchise pangkas rambut , waralaba cukur rambut